Bunda Maria Menyembah Siapa

Bunda Maria Menyembah Siapa

Teladan Nyata Bunda Maria

Ternyata benar, hati yang tenang menghasilkan proses kelahiran yang berjalan lancar tanpa kesulitan.

Tidak banyak tulisan tentang Bunda Maria yang dapat kutemui di Alkitab, namun ajaran Gereja Katolik tentangnya telah berhasil membuatku mengagumi dan menaruhnya di tempat istimewa dalam hati.

Teladannya paling terasa nyata saat aku memulai babak baru dalam hidup sebagai seorang istri dan ibu. Sesaat setelah menikah, suami membawaku pindah ke kota lain dan berdua kami memulai hidup baru dengan  sederhana, meninggalkan segala fasilitas orangtua yang selama ini dengan mudah kunikmati.

Kala itu, cerita kesederhanaan Bunda Maria sebagai seorang istri dari seorang tukang kayu menjadi teladan. Sikapnya yang selalu digambarkan tenang dan tulus menjalani hari-hari berhasil membuatku cepat beradaptasi dan menikmati suasana baru.

Perjalanan keteladanan Bunda Maria di dalam hidupku semakin nyata saat aku hamil. Terus terngiang-ngiang kisah bagaimana Bunda Maria amat bergembira menerima kabar kehamilannya, bahkan menganggap kabar itu sebagai sebuah sukacita besar meski ia belum bersuami. Mual, muntah, badan pegal-pegal dan beban berat di perut yang membuatku cukup sulit beraktivitas seperti biasa, jadi terasa ringan karena aku mengadopsi sukacita Bunda Maria atas kehamilan. Apalagi bila kusadari bahwa kehamilan adalah sungguh sebuah anugerah, mengingat banyaknya pasutri yang belum dikaruniai keturunan.

Aku berhasil melalui masa-masa kehamilan dengan sangat baik dan menyenangkan tanpa satupun cerita buruk. Rasanya pujian Bunda Maria yang sering kudengar, "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya" (Lukas 1:46)  juga mulai menjadi pujianku kepada Tuhan.

Saat menjelang kelahiran pun tiba. Saat itu, orangtua dan mertua atau sanak saudara lain tak ada yang bisa mendampingi. Hanya aku, suami dan para medis saja yang mempersiapkan kelahiran. Rasa takut dan khawatir sempat hadir karena ini adalah pengalaman pertamaku. Namun lagi-lagi kisah Bunda Maria menjadi penyemangat yang dapat menenangkan. Aku teringat bahwa Bunda Maria secara tiba-tiba harus melahirkan di sebuah kandang hewan, tanpa bantuan para medis. Kisah itu berhasil menyemangatiku. Aku yang melahirkan di ruang bersalin sebuah rumah sakit yang bersih, didampingi oleh para medis berpengelaman, sudah selayaknya bisa tenang tanpa keraguan apapun.

Tiba-tiba rasanya Malaikat Gabriel juga datang kepadaku dan berkata, "Jangan takut, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah" (Lukas 1:30). Dan ternyata benar, hati yang tenang menghasilkan proses kelahiran yang berjalan lancar tanpa kesulitan.

Ternyata perjuangan belum berakhir. Beberapa saat setelah kelahiran suasana mencekam datang. Aku mengalami pendarahan dan bayiku tak sadarkan diri karena paru-parunya terinfeksi air ketuban. Dua minggu kami menjalani perawatan, setiap saat ucapan Bunda Maria "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (Lukas 1:38) menjadi doa dan sumber kekuatanku.

Setelah kegentingan itu berlalu, aku memilih menjalani peran sebagai menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya yang memberikan hampir 100% perhatianku pada suami, anak dan kebutuhan rumah. Keputusan ini kuambil sebagai ungkapan syukur atas karunia besar yang Tuhan berikan kepadaku, sebagai sebuah persembahan hidup sebagaimana apa yang sudah Bunda Maria contohkan. Teladan ini kudapat dari Bunda Maria yang dalam beberapa cerita yang kubaca selalu setia dan tulus melayani Santo Yosef, Yesus dan bahkan para murid Yesus. Pun setiap kali aku merasa lelah, Bunda Maria menjadi tempat mengadu sekaligus menimba kekuatan baru.

Ya, sosok Bunda Maria sungguh nyata hadir menemani keseharianku sebagai seorang istri dan ibu.

Penulis: Reta Alacoque (retagalih.phe)

Bunda Maria. Semua umat Katolik pastinya mengenal dan mengimani sosok Bunda Maria karena ia adalah ibu dari Sang Juruselamat yang diutus ke dunia. Bunda Maria mulai ikut turut ambil bagian dalam karya penyelamatan Allah ketika ia diserahkan tugas oleh Allah melalui Malaikat Gabriel yang menyampaikan kabar kepada Bunda Maria bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Sang Juruselamat yang harus ia beri nama Yesus.

Sikap keteladanan Bunda Maria sama seperti Pesawat yang berusaha untuk tetap bertahan walaupun banyak rintangan di udara seperti angin kencang, hujan badai, dan sebagainya agar bisa mengantar penumpang ke tempat tujuan dengan selamat. Bunda Maria juga tetap teguh dan berserah diri kepada Allah atas segala gejolak yang ia alami dalam hidupnya dan menyimpan serta merenungkan semua permasalahan dalam hatinya karena ia tidak mau orang lain merasakan penderitaan yang ia rasakan. Bunda Maria berusaha memikul semua bebannya sendiri dengan tetap teguh dan tabah dalam melalui semua penderitaan yang ia rasakan, terutama saat ia mengikhlaskan Putranya untuk disalibkan demi menebus dan menghapuskan segala dosa umat manusia. Walaupun hatinya teriris karena melihat penderitaan yang dialami oleh Putranya dalam jalan salib menuju Golgota, tetapi ia tetap tegar dan berusaha bangun untuk menghantar dan menemani Putranya untuk menunaikan tugas-Nya sebagai Sang Juruselamat hingga Ia wafat, bangkit, dan diangkat ke Sorga. Seluruh hidup Bunda Maria diabdikan untuk mewujudkan karya penyelamatan Allah dan ia selalu berserah diri kepada kehendak Tuhan dengan berkata: "Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu".

Keistimewaan Bunda Maria yang saya teladani dalam hidup melalui karya keselamatan Allah adalah sikap ketaatan dan keteguhan terhadap tugas yang diberikan Allah walaupun banyak sekali cobaan dan gejolak yang ia hadapi dalam hidupnya dan selalu berusaha untuk menyimpan segala permasalahan yang ada di dalam hatinya.

Terkadang saya malah mengeluh dalam melaksanakan suatu tugas atau saat menghadapi permasalahan yang tidak bisa saya lewati terutama dalam menjalani hidup panggilan saya untuk menjadi seorang imam. Untuk menjadi seorang imam tidaklah mudah karena harus melewati proses yang cukup panjang terdiri dari masa formatio, masa studi, dan masa pastoral yang dimaksudkan untuk melatih para formandi agar bisa mengolah diri dan berkembang menjadi pribadi yang baik dalam segi rohani, intelektual, dan sosial pelayanan sehingga bisa menghasilkan para calon imam yang berkualitas dan bermutu. Terkadang saya terombang-ambing di dalam gejolak dan pergulatan yang saya alami dalam hidup sehingga saya sering ragu-ragu dalam melangkah dan mengambil keputusan karena takut akan mengambil keputusan yang salah. Seharusnya saya bisa mengambil keputusan dan terus melangkah maju walaupun banyak pergulatan dan gejolak yang saya hadapi karena semuanya itu diberikan oleh Tuhan untuk menguatkan dan meneguhkan iman saya kepada-Nya. Saya harus bisa berserah diri seluruhnya kepada Tuhan sama seperti yang dilakukan oleh Bunda Maria dalam melaksanakan tugas yang diberikan Allah kepada-Nya sebab semua yang saya hadapi dan alami telah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan untuk mencapai suatu tujuan yang ingin Ia capai. Saya harus tetap teguh dan yakin bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya yang senantiasa berseru dan berserah diri kepada-Nya. Saya juga harus tetap berusaha untuk bangun kembali bila saya terjatuh sama seperti Bunda Maria yang selalu bangkit dan bangun kembali saat menghadapi suatu permasalahan agar saya bisa terus melangkah maju untuk menjalani hidup panggilan saya dengan baik dan lancar dengan penuh sukacita dan kegembiraan sehingga saya bisa mencapai cita-cita yang ingin saya gapai yaitu untuk menjadi seorang imam.

Ya Bunda Maria, doakanlah saya kepada Putra-Mu agar saya bisa mengarungi samudera hidup ini dengan penuh sukacita dan kegembiraan karena saya yakin dan percaya bahwa engkau dan Putramu selalu mengiringi dan melindungi langkah kaki saya dalam menjalani segala lika-liku kehidupan yang saya miliki untuk mencapai cita-cita yang ingin saya gapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Humaniora Selengkapnya

Apologetika Singkat : Apakah Maria Menyembah Yesus?

Dahulu ketika saya berapologetik dengan saudara Muslim, ada yang mengatakan bahwa Yesus bukan Allah karena tidak ada dalam kitab suci ayat yang menunjukkan bahwa Maria menyembah Yesus. Berikut ini adalah tanggapan atas pernyataan tersebut.

Memang benar bahwa tidak ada ayat kitab suci yang secara eksplisit menyatakan bahwa Maria menyembah Yesus sebagai Allah. Namun dari berbagai ayat yang lain, kita bisa memahami mengapa Yesus adalah Allah. Silakan membaca artikel ini : Mengapa Kita Percaya Yesus adalah Allah (Bukti dari Kitab Suci, Bapa Gereja, dan Sejarawan non Kristen )

Selain itu, harus ditekankan juga bahwa iman katolik tidak berasal dari kitab suci saja. Terdapat tiga sumber iman katolik, yaitu Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium. Silakan membaca artikel ini untuk penjelasan lebih lanjut : Sumber Iman Katolik : Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium

Nah, oleh karena itu, pihak katolik dapat memberikan argumentasi yang bukan berasal dari kitab Suci. Dan untuk menanggapi pernyataan Muslim, berikut ini adalah kesaksian St. Bridget, dalam visinya ia melihat bahwa Maria menyembah dan memuliakan Yesus yang baru lahir :

“Then, her hands extended and her eyes fixed on the sky she stood as in an ecstasy, lost in contemplation, in a rapture of divine sweetness. And while she stood thus in prayer I saw the Child in her womb move; suddenly in a moment she gave birth to her own Son from whom radiated such ineffable light and splendour that the sun was not comparable to it while the divine light totally annihilated the material light of St. Joseph’s candle. So sudden and instantaneous was this birth that I could neither discover nor discern by what means it had occurred. All of a sudden I saw the glorious Infant lying on the ground naked and shining, His body pure from any soil or impurity. Then I heard the singing of the angels of miraculous sweetness and beauty. When the Virgin felt she had borne her Child immediately she worshipped Him, her hands clasped in honour and reverence saying: ‘Be welcome my God, my Lord, my Son.’ (Source)

Novena Bunda Penolong Abadi

Bunda Penolong Abadi, perkenankanlah aku senantiasa menyebut namamu penuh kuasa, nama pelindung bagi yang hidup, keselamatan bagi yang meninggal. Maria yang termurni dan termanis, biarkanlah namamu selalu di bibirku. Jangan menunda, Perawan Terpuji, bila aku memanggilmu sebab dalam segala godaanku dan segala kebutuhanku, aku senantiasa mengulang namamu yang suci;

Jiwaku teresapi oleh hiburan, kemanisan, kepercayaan dan rasa perasaan yang agung, bila aku mengucapkan namamu yang suci, bahkan juga bila hanya memikirkan dikau. Aku bersyukur kepada Allah yang memberi dikau nama begitu baik, manis, kuasa, dan indah. Tetapi aku tak akan puas hanya mengucapkan namamu saja, biarlah kasihku padamu mendorongku selalu untuk menyalamimu:

BUNDA PENOLONG ABADI!

Buatlah tanda salib dengan medali.

Pada manik tunggal, doakan:

“O, Bunda Penolong Abadi, aku datang untuk berdoa dan memohon bantuanmu untuk keperluanku saat ini. Bantulah aku, agar aku dapat menolong diri sendiri dan orang lain.” (Sebutkan permohonan)

Pada 50 manik-manik, doakan:

“Bunda Allah, hiburlah dan bantulah kami.”

“Terima kasih, O Bunda Penolong Abadi, atas semua perhatian dan pemeliharaanmu pada waktu aku memerlukannya. Aku percaya bahwa dengan bantuanmu, doa-doaku didengarkan oleh Allah. Bunda Penolong Abadi, teruslah membantu kami demi Kristus, juruselamatku. Amin.”

Bunda Penolong Abadi, dengan penuh kepercayaan dan harapan, kami berlutut di hadapanmu. Belum pernah ada orang yang sia-sia mencari perlindunganmu. Semasa hidupmu sebagai ibu, engkau seringkali memberi pertolongan kepada Yesus Putramu. Dengan penuh kasih sayang, engkau melindungi dan membimbing-Nya selama masa muda-Nya.

Selama hidup-Nya di muka umum, engkau menghibur-Nya dan memberi dorongan kepada-Nya. Pada saat Dia menderita, engkau mendampingi dan menguatkan-Nya. Demikian juga, jadilah bagi kami seorang ibu yang selalu menolong kami. Bunda Maria, kami ini juga anakmu. Di kayu salib, Putra Ilahimu telah memberikan dikau sebagai ibu kami dan engkau telah menerima kami sebagai anakmu. Kami tahu engkau memberi anak-anakmu, khususnya mereka yang menghormatimu sebagai Bunda Penolong Abadi, rahmat dan berkat yang tak terhitung banyaknya untuk jiwa raga mereka. Dengan penuh syukur, kami ucapkan terima kasih atas segala perlindungan bagi kami dan bagi mereka semua.

Bunda Penolong Abadi, jangan biarkan kami pergi sekarang tanpa hiburanmu. Kami selalu memerlukan bantuanmu, teristimewa dalam kesulitan yang sekarang ini kami alami ……….

Bunda Maria, pandanglah kami dengan penuh kebaikan dan kasih sayang. Jadilah perantara kepada Putra Ilahimu, untuk memperoleh anugerah-anugerah … , yang kami mohon dengan sangat dalam doa ini. Kami berjanji akan berterima kasih kepadamu selama hidup kami, sampai kami datang bersyukur kepadamu di surga. Ibu yang kuasa, baik bagi kami, engkau dapat menolong kami, engkau pasti berkenan menolong kami, engkau bersedia menolong kami. O Ibu, Penolong Abadi yang setia, terimalah doa kami. Amin.

Buatlah tanda salib dengan medali.

Pada manik tunggal, doakan:

“O, Bunda Penolong Abadi, aku datang untuk berdoa dan memohon bantuanmu untuk keperluanku saat ini. Bantulah aku, agar aku dapat menolong diri sendiri dan orang lain.” (Sebutkan permohonan)

Pada 50 manik-manik, doakan:

“Bunda Allah, hiburlah dan bantulah kami.”

“Terima kasih, O Bunda Penolong Abadi, atas semua perhatian dan pemeliharaanmu pada waktu aku memerlukannya. Aku percaya bahwa dengan bantuanmu, doa-doaku didengarkan oleh Allah. Bunda Penolong Abadi, teruslah membantu kami demi Kristus, juruselamatku. Amin.”

Bunda Penolong Abadi, dengan penuh kepercayaan dan harapan, kami berlutut di hadapanmu. Belum pernah ada orang yang sia-sia mencari perlindunganmu. Semasa hidupmu sebagai ibu, engkau seringkali memberi pertolongan kepada Yesus Putramu. Dengan penuh kasih sayang, engkau melindungi dan membimbing-Nya selama masa muda-Nya.

Selama hidup-Nya di muka umum, engkau menghibur-Nya dan memberi dorongan kepada-Nya. Pada saat Dia menderita, engkau mendampingi dan menguatkan-Nya. Demikian juga, jadilah bagi kami seorang ibu yang selalu menolong kami. Bunda Maria, kami ini juga anakmu. Di kayu salib, Putra Ilahimu telah memberikan dikau sebagai ibu kami dan engkau telah menerima kami sebagai anakmu. Kami tahu engkau memberi anak-anakmu, khususnya mereka yang menghormatimu sebagai Bunda Penolong Abadi, rahmat dan berkat yang tak terhitung banyaknya untuk jiwa raga mereka. Dengan penuh syukur, kami ucapkan terima kasih atas segala perlindungan bagi kami dan bagi mereka semua. Bunda Penolong Abadi, jangan biarkan kami pergi sekarang tanpa hiburanmu. Kami selalu memerlukan bantuanmu, teristimewa dalam kesulitan yang sekarang ini kami alami … . Bunda Maria, pandanglah kami dengan penuh kebaikan dan kasih sayang. Jadilah perantara kepada Putra Ilahimu, untuk memperoleh anugerah-anugerah … , yang kami mohon dengan sangat dalam doa ini. Kami berjanji akan berterima kasih kepadamu selama hidup kami, sampai kami datang bersyukur kepadamu di surga. Ibu yang kuasa, baik bagi kami, engkau dapat menolong kami, engkau pasti berkenan menolong kami, engkau bersedia menolong kami. O Ibu, Penolong Abadi yang setia, terimalah doa kami. Amin.

Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.

Tidak terasa saat ini kita sudah memasuki bulan Oktober 2014 yang merupakan bulan Maria. Kita semua giat berdoa Rosario baik di lingkungan maupun di komunitas rohani lainnya. Lantas apa dan bagaimana keteladanan Bunda Maria ? Hal ini merupakan tema dalam pertemuan Persekutuan Doa Pembaharuan Karismatik Katolik ( PDPKK ).

Pertemuan PD PKK St. Albertus Agung pada hari Senin tanggal 6 September 2014 ini di Aula Gereja dengan pembicara Bapak Haryanto dari Shekinah membahas tentang keteladan Bunda Maria. Sekitar 50 peserta PD PKK ini menyimak dengan serius apa yang dijelaskan oleh pembicara tentang keteladanan Bunda Maria ini.

Keteladan Bunda Maria sungguh banyak sekali namun antara lain adalah sebagai berikut :

Dalam kesempatan ini Bapak Haryanto berkenan mendoakan secara khusus kepada para peserta yang terbeban dengan segala persolan di dalam kehidupan ini. Beberapa peserta satu persatu maju dan didoakan secara khusus. Sebuah kesempatan yang sangat bagus.

Persekutuan Doa ini diselengggarakan rutin setiap Senin jam 19.30 WIB di Aula Gereja St. Albertus Agung dan terbuka buat umat yang rindu untuk mendengarkan firman dan menyembah Tuhan. Bagi kaum muda tersedia PD OMPKK Lumen Dei yang diselenggara ditempat dan waktu yang sama setiap Hari Jumat kecuali Jumat pertama. Sedangkan untuk anak – anak tersedia PD Kids Nicolaus yang diselenggarakan setiap hari Rabu sore jam 18.30 WIB di Tisano Studio Harapan Indah BB No. 10 Kota Harapan Indah.

Di Stasi Harapan Indah ada beberapa kelompok kategorial dan PD PKK ini hanya salah satu bagian dari kelompok kategorial di Stasi Harapan Indah. Salah satu perintah Tuhan kepada kita adalah berkomunitas. Mari kita berkomunitas dan silahkan bebas memilih dari beberapa komunitas yang ada di Gereja kita.

Apakah Orang Katolik Menyembah Maria?

“In periculis, in angustiis, in rebus dubiis, Mariam cogita, Mariam invoca..Ipsam sequens, non devias; ipsam rogans, non desperas; ipsam agnitans, non erras,; ipsa tenete, non currius; ipsa protegente, non metuis; ipsam duce non fitigaris; ipsa propiti, pervenis” --St. Bernardus

Bunda Maria selalu memiliki tempat istimewa di hati umat Katolik. Ia menjadi ibu yang senantiasa memberi waktu, hati, dan telinga bagi setiap anak yang datang padanya. Karenanya, Bunda Maria bukan hanya ibunda Yesus Sang Juru Selamat, melainkan Bunda Segala Bangsa, Bunda Semua Umat Manusia.

Di Jawa, orang menyebut Maria sebagai Dewi Maria. Bagi orang Jawa, Dewi adalah sapaan pada pribadi luhur dan dihormati. Ia selalu menjadi lambang kesuburan, kehidupan, sekaligus pengharapan. Sementara di Flores, Bunda Maria disebut Ine. Ine berarti Ibu. Ungkapan bahwa Maria adalah ibu merupakan ungkapan yang lahir dari kedalaman relasi. Maria memiliki tempat yang spesial di hati. Tempat bagi setiap anak datang mengadukan segalanya: kegagalan maupun keberhasilan, kegembiraan maupun kesedihan.

Dengan kata lain, berdoa kepada Bunda Maria selalu membawa seseorang merasa berada dalam pelukan hangat kasih seorang Ibu. Ibu yang memberi rasa nyaman, kedamaian, dan ketenangan. Karenanya tidak mengherankan apabila segala yang berkaitan dengan Bunda Maria begitu akrab di tengah umat, mulai dari Doa Rosario, Novena Tiga Salam Maria, Ziarah Gua Maria, dan segala bentuk devosi lain. Semua itu adalah tanda bahwa Bunda Maria memiliki tempat yang istimewa di tengah umat. Dengan demikian, benar perkataan St. Bernardus di awal tulisan ini: dengan dan bersama Maria, kita dikuatkan dan dimampukan dalam menghadapi badai dan arus kehidupan.

Bunda Maria di Mata Umat Beragama Lain

Bagi saudara kita non-Katolik, tentu tidak mudah untuk memahami arti dan peran Bunda Maria. Meski demikian, mereka tentu sadar bagaimana peran Bunda Maria bagi umat Katolik.

Orang Katolik sering dituduh menyembah berhala karena dianggap menyembah patung. Padahal lagi-lagi, yang disembah bukanlah patung sebagai sebuah benda mati, melainkan pribadi yang direpresentasikan oleh patung tersebut. Patung adalah tanda yang membantu umat untuk sampai pada Tuhannya.

Lebih jauh, ada yang menyebut bahwa orang Katolik melakukan penyembahan berhala. Tuduhan ini lahir dari tafsiran atas Kitab Keluaran 20:4-5; "Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku."

Mengutip W. Gunter Plaut dalam The Torah A Modern Commentary (1981), dikatakan bahwa Allah melarang pembuatan patung menyerupai apapun yang tujuannya untuk disembah. Karenanya, larangan membuat patung harus dipahami dalam kesatuan larangan menyembah patung. Perlu diketahui bahwa larangan pembuatan patung untuk disembah itu adalah kebiasaan bangsa-bangsa kafir yang membuat patung-patung yang kemudian disembah sebagai dewa-dewi. Itulah berhala karena menjadikan pribadi selain Allah sebagai allah baru.

Gereja Katolik tidak pernah membuat patung Yahweh (Allah Bapa) yang tidak kelihatan itu. Karenanya tidak ada patung Yahweh. Yang dibuat hanyalah patung Yesus Kristus. Dia memang Allah tetapi sejauh menjelma menjadi manusia, Dia bisa kita gambarkan sebagai manusia, tetapi bukan untuk disembah patungnya. Begitu juga dengan patung Bunda Maria dan para kudus. Yang dikutuk dalam Roma 1:18-25 misalnya, adalah penyembahan berhala sebagai ganti penyembahan kepada Tuhan pencipta.

Mardi Atmadja dalam bukunya Maria Sang Nabi (2003), menuliskan bahwa penghormatan umat Katolik terhadap Bunda Maria tidak dapat diterima dan dipahami oleh orang beragama lain karena hal ini berkaitan dengan iman dan ajaran iman. Iman dan ajaran iman tidak dapat begitu saja dijelaskan kepada orang yang tidak mempercayai atau berbeda caranya.

Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa ada gejala menarik, yakni semakin banyak orang dari gereja Non-Katolik atau agama lain yang melakukan ziarah ke Lourdes, Fatima, Benneaux, Guadalupe, atau di Sendangsono, Jawa Tengah. Bunda Maria semakin menjadi bahan pembicaraan – “enteng ataupun berat” – di segala lapisan pertemuan antar Gereja.

Benarkah Orang Katolik menyembah Bunda Maria?

Para teolog Katolik membedakan beberapa lapisan penghormatan, yang dalam tradisi kerap memakai istilah Yunani. Pertama latria, yaitu penyembahan, yang khusus diperuntukkan bagi Allah. Itu berbeda dengan kedua, hyperdulia (kebaktian) yang diberikan kepada Bunda Maria. Ketiga, dulia (penghormatan) yang disampaikan kepada orang kudus lain (bdk. Maria Sang Nabi, 50).

Dalam hal ini, jelas bahwa tuduhan bahwa orang Katolik itu menyembah Bunda Maria tidaklah benar. Sebab, yang disembah orang Katolik adalah Allah. __Bunda Maria itu dihormati, bukan disembah. Bunda Maria istimewa karena Bunda Maria adalah ibu Yesus, ia tokoh penting bagi sejarah keselamatan umat Kristiani. __

Alan Schreck dalam Catholic and Christian: An Explanation of Commonly Misunderstood Catholic Beliefs (1844) menuliskan, orang Katolik menghormati (honor) dan melihatnya sebagai ibu dalam iman, tetapi tidak menyembah (worship) Bunda Maria atau berdoa kepada Bunda Maria sebagaimana berdoa kepada Tuhan. Menyembah itu hanya untuk Allah. Orang Katolik percaya bahwa dengan perantaraannya (intercession) akan membawa rahmat dan belas kasih Tuhan yang besar. Ini dikarenakan hubungannya yang spesial dengan Yesus, bukan karena dirinya sendiri (her own merits). Hal yang sama pula dengan penghormatan kepada para kudus.

Selain ada tuduhan bahwa orang Katolik menyembah Bunda Maria, tuduhan juga berlanjut. Orang Katolik juga dituduh menyembah patung. Tuduhan ini menjadi benar jika yang disembah adalah patung dan menjadikan patung itu adalah Allah. Padahal, orang Katolik itu hanya menyembah Allah. Dan patung-patung seperti patung Yesus, Maria, dsb, adalah sarana agar umat semakin mampu mengarahkan hati pada Allah. Yang disembah adalah orang yang digambarkan dalam patung itu, bukan patung itu sendiri.

Kita ambil contoh Devosi kepada Bunda Maria. Neuner dan Dupui dalam The Christian Faith in the Doctrinal Document of the Catholic Church (1982) menuliskan bahwa devosi kepada Bunda Maria adalah jawaban orang beriman atas peran Bunda Maria dalam rencana keselamatan ilahi (bdk. sejarah Gereja, Devosi kepada Bunda Maria ini dibela oleh Konsili Nikaia II (787, jauh sebelum zaman Reformasi tahun 1517 dan seterusnya) yang mengizinkan gambar/patung boleh menjadi sarana menghormati dia yang digambarkan. Dengan kata lain patung adalah alat peraga atau simbol, ataupun tanda yang dipakai umat untuk semakin dekat dan mengarahkan diri pada Allah).

Di lingkungan Katolik juga terdapat banyak sekali lukisan mengenai Bunda Maria dalam segala bentuknya. Ini terjadi karena umat Katolik sangat menghormati Bunda Maria dan membawa iman dalam segala segi hidup. Bunda Maria dihormati bersamaan dengan penghormatan kepada Kristus. Sebab, pengaruh Bunda Maria berasal dari kelimpahan jasa-jasa Kristus, bertumpu pada perantaraan-Nya, bergantung sekali pada-Nya, dan menimba kekuatannya dari pada-Nya.

Pidyarto Gunawan dalam Umat Bertanya Rm. Pid Menjawab (2000), memberikan jawaban yang gamblang bahwa orang Katolik tidak menyembah patung. Mengapa? Karena fungsi patung mirip dengan foto orang-orang yang dikasihi, entah yang masih hidup atau yang sudah meninggal. Orang suka memajang atau menyimpan foto-foto tersebut di dompet agar orang merasa lebih dekat dengan sosok di foto tersebut. Fungsi patung juga mirip bendera. Bendera melambangkan suatu bangsa. Karenanya, menghina bendera dianggap sama dengan menghina bangsa pemilik bendera tersebut.

Patung-patung dalam di Gereja Katolik pun dimaksudkan untuk memudahkan ingatan kita pada pribadi yang digambarkan patung itu. Kita bisa saja membuat patung-patung itu dari Gereja Katolik. Akan tetapi, kalau orang merasa tertolong dengan adanya patung, mengapa dibuang? Karena orang menghormati pribadi yang digambarkan oleh patung itu, tentu saja orang Katolik memperlakukan patung-patung itu secara terhormat. Hanya saja perlu diperhatikan, praktek berlebihan dari umat Katolik terhadap patung, misalnya mencium, dan sikap berlebihan lainnya memberi kesan kepada orang luar bahwa kita menyembah patung.

Pada akhirnya perlu ditegaskan sekali lagi bahwa pertama, umat Katolik tidak menyembah Bunda Maria. Yang disembah adalah Allah saja. Bunda Maria itu dihormati. Devosi dan segala bentuk kebaktian kepada Maria adalah bentuk usaha umat yang menunjukkan rasa hormat dan cinta pada pribadi yang berperan besar dalam sejarah keselamatan kita.

Kedua, umat Katolik itu tidak menyembah patung. Yang disembah adalah orang yang digambarkan dengan patung itu. Patung adalah sarana yang membantu umat semakin dekat pada pribadi yang ada di balik patung tersebut. Dengan kata lain, patung itu sarana membantu umat untuk semakin dekat pada pribadi yang diimani.

Meski demikian, pertanyaan itu akan selalu relevan manakala umat Katolik hanya fokus pada keindahan patung saja dan lupa pada pribadi yang sebenarnya.

Terlepas dari semua itu, marilah kita terus mendekat dan akrab pada Bunda Maria. Sebab Bunda Maria adalah ibu kita. Hal ini jelas pada pesan terakhir Yesus sebelum wafat di kayu salib, “Ibu inilah anakmu!” dan “Anak, inilah ibumu!”(Yoh 19:26-27).

Semoga kita menjadi anak-anak yang mampu membuat ibu Maria tersenyum, ya, Sobat YOUCAT!

*Note: Dalam bahaya, dalam kesesakan, dalam kebimbangan, pikirkanlah Maria, berserulah kepada Maria…Bila mengikutinya, kamu tidak akan salah langkah; bila meminta kepadanya kamu tidak akan putus asa; bila memikirkannya, kamu tidak akan tersesat; bila ia menuntunmu, kamu tidak akan jatuh; di bawah perlindungannya kamu tidak perlu merasa takut; dalam bimbingannya kamu tidak akan kelelahan, bila ia berkenan kepadamu kamu akan mencapai akhir peziarahanmu. *